Lucu adalah sesuatu yang sangat relatif. Ada banyak hal yang mempengaruhi sesuatu untuk terdengar lucu. Gaya penyampaian, kata-kata yang dipakai, juga kondisi orang yang mendengarnya. Tidak mudah mengarang sesuatu yang lucu. Apalagi kata rayuan lucu. Tetapi sebenarnya, efektifkah kata rayuan lucu tersebut untuk menarik dan memenangkan hati sang kekasih?
Kebanyakan wanita sangat terkesan dengan laki-laki yang lucu. Apalagi laki-laki yang suka memberikan kata rayuan yang lucu. Misalnya, “Aku suka kamu. Aku suka suaramu. Bebekpun cemburu. Apalagi itik, metok, kambing, dan siamang. Semua kalah dengan suaramu saat baru bangun tidur.”
Sewotkah sang pujaan hati? Mungkin, tapi kata-kata rayuan tadi akan membuat sang wanita tersipu. Lalu, biasanya sang wanita akan mencubit mesra atau sedikit mendorong tubuh kekasihnya. Lalu sang kekasih mendekap wanitanya. Seru, bukan?
Kata-kata rayuan lucu juga bisa dipakai untuk menyindir sang kekasih yang kurang suka mandi. Untuk menyuruhnya mandi, rayu saja ia dengan kata-kata semisal, “Gajah itu besar imut. Onta juga besar lucu. Tapi baunya, bikin keimutan mereka agak berkurang. Kamu juga besar imut, tapi hidungku mencium bau seperti gajah dan onta di sini.”
Marahkah sang pujaan hati? Mungkin tidak, tapi akan membalas dengan kata-kata, seperti, “Mawar itu indah tapi kadang tidak harum. Biar harum disemprot minyak wangi aja. Nah, akukan seindah mawar seharum minyak wangi. Jadi mandinya nanti aja, ya.”
Bagaimana kalau kekasih Anda merajuk? Atau meminta kekasih cepat pulang? Kata-kata rayuan apakah yang efektif? Yang lucu atau yang mendayu-dayu?
Bandingkan rayuan berikut.
1. “Suaramu menghanyutkan. Menghanyutkan seperti aliran sungai. Tapi karena sungainya sedang surut, aku tak jadi hanyut karena aku tak mau pergi tanpamu. Maafkan aku, sayang. Aku butuh kamu.”
2. “Layu melati di kebun bunga. Karena kamu tak sempat menyiramnya. Layu hati di taman kasih. Karena kamu tak menantiku.”
3. Lucukah rayuan yang satu ini?
A : Tolong dong?
B : Kenapa kamu?
A : Gak bisa napas nih?
B : Kok bisa?
A : Dadaku sesak saat kau tak di sisiku.
B : Kok bisa?
A : Jantung hatiku ada di kamu.
B : Napaskan gak pake jantung atau hati.
A : Cintaku bernapas dengan jantung hatimu.
B : Oh, begitu. Baiklah, Aku pulang besok, sayang. Pakailah jantung hati buatan dulu, ya?
4. Bagaimana kalau sang pujaan hati tak tergoda dengan rayuan? Teruslah merayu.
A : Dapatkah kau rasakan cintaku?
B : Gak tuh.
A : Dekaplah aku, kan kau rasakan betapa hangatnya cintaku.
B : Gombal! Kalau tubuhmu tidak hangat, berarti kamu udah mati.
A : Aku serius. Setiap detik desah napasku mengukir namamu.
B : Pakai kuas atau spidol?
A : Desah napasku mengukir namamu dengan bulir-bulir uap kasihku.
B : Ah, tambah gombal!
A : Benaran. Kau membuatku gila.
B : Wah, gawat dong.
A : Aku gila karena ingin selalu menatap matamu, membelai tubuhmu, merasakan sentuhan qolbu yang penuh dengan rasa sayang. Kau menyiramiku dengan tetes embun cinta yang hanya aku yang dapat merasakannya.
B : Sudah ah.
A : Tak mungkin kusudahi gelombang cintaku untukmu.
Jadi, jangan bosan dan teruslah merayu.