Semua orang ingin mendapatkan pacar yang tampan atau cantik, cerdas, sopan, dan kalau boleh mapan atau kaya. Akan tetapi, kadang khayalan tidak sejajar dengan kenyataan. Akhirnya, kita jadian dengan orang yang menurut kita di bawah rata-rata demi gengsi karena tidak ada pilihan lain. Akibatnya, kita selalu berpikir bahwa yang salah adalah pacar kita.
Dia tidak bisa begini dan begitu. Bukannya puas, sikap kita itu sebenarnya justru menghancurkan hidup pacar “sementara” kita tadi. Dia selalu dituntut dan selalu merasa bersalah. Nah, daripada menyakiti orang lain hanya demi gengsi, kita harus mengetahui apa saja yang sebaiknya dilakukan sebelum menentukan pacar pilihan.
Jangan Berpacaran Demi Melarikan Diri dari Masalah
Siapa pun orangnya, setampan atau secantik apapun, jangan berpacaran dengannya ketika kita sedang berusaha melupakan kekasih lama yang tidak kunjung hilang dari ingatan. Bagaimanapun, kelak pacar kita yang baru ini akan mengetahui bahwa dia hanyalah cadangan dan pelarian.
Jika demikian, rasanya, setulus apapun cinta Anda akan percuma. Dia akan selalu membanding-bandingkan diri dengan mantan Anda. Jadi, tunggulah waktu yang tepat, saat Anda benar-benar fokus dalam hubungan Anda dan dia. Bukan karena hubungan Anda dengan orang lain.
Jangan Terlalu Banyak Menuntut
Anda bisa saja berdoa, “Tuhan kirimkanlah aku kekasih yang baik hati, yang mencintai aku apa adanya!" Akan tetapi, kekasih yang didatangkan Tuhan membuat Anda kecewa karena dia tidak bisa begini dan tidak sesuai keinginan. Percayalah, berpacaran atau kelak menikah, adalah penggabungan dua hati. Mana mungkin gabungan dua hati itu sempurna?
Pasti ada saatnya gabungan itu terasa sakit, entah bagi Anda atau bagi si dia. Jangan sampai menjadikan pacar Anda tidak lebih dari budak yang mesti memuaskan Anda, sementara Anda sendiri tidak pernah maksimal menyayanginya. Lebih baik menerima orang yang mencintai apa adanya daripada pacar super hebat yang akan membuat Anda menderita.
Jangan Pelit Menolong
Orang yang baik dan tulus pasti akan diperhatikan orang lain. Jangan pernah pula menolong dengan pamrih. Ingatlah, lidah manusia lebih tajam daripada pedangnya. Dengan banyak menolong orang, Anda akan mendapatkan poin plus dari siapa pun calon pasangan Anda.
Mereka pasti mempertimbangkan, jika berpacaran atau menikah dengan Anda. Keluarga Anda berdua akan bahagia karena ketulusan Anda dalam menolong tersebut.
Satu catatan penting tentang tiga hal tadi adalah jangan merasa pantas mendapatkan pacar pilihan jika Anda bukan pribadi pilihan. Dengan tiga hal tersebut, Anda sudah menyulap diri sebagai pribadi yang tidak hanya mampu mengatasi masalah sendiri (poin pertama, tidak melarikan diri), tetapi bisa mengatasi masalah orang lain (poin terakhir).