Bagaimana cara kita menentukan bahwa kita dan kekasih adalah pasangan sejati?
Para peramal boleh saja membuat ramalan zodiak, primbon, dan sebagainya. Akan tetapi, yang namanya ramalan, ketepatan benar atau salahnya sangat tipis. Biasanya, ramalan bersifat ambigu dan tergantung pencocokannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Beruntunglah para peramal, biasanya ramalan mereka ditelan mentah-mentah oleh penggemarnya.
Di luar ramalan, ada dua hal yang menentukan kesesuaian kita dengan pasangan.
1. Kemampuan Berbagi dan Mengalah
Jika kita perempuan, wajib hukumnya mencari laki-laki yang mau berbagi dan mengalah. Laki-laki yang egois, kemungkinan akan lebih banyak menyisihkan uang penghasilannya demi kepentingan pribadi seperti koleksi barang antik atau motor.
Padahal, dalam konteks berpasangan, tentunya kita ingin melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Laki-laki yang egois akan sulit menerima kenyataan bahwa posisinya dalam keluarga adalah “nomor terakhir” setelah anak dan istri.
Akan tetapi, kasus yang sebaliknya terjadi untuk laki-laki. Kaum Adam wajib mencari istri yang sedikit keras kepala dan mementingkan kepentingan keluarga. Perempuan yang seperti ini, bahkan akan rela mengorbankan hidupnya, demi kehidupan anak-anak.
Perlu dicermati, tentu ada perbedaan antara perempuan yang mau menang sendiri dan perempuan yang benar-benar mau menyisihkan egonya demi anak-anak.
Seiring dengan perjalanan waktu, perempuan yang mau menang sendiri biasanya akan menampilkan perilaku buruk lainnya, misalnya berselingkuh. Sementara itu, perempuan yang tepat, walaupun egois, dia akan selalu setia di samping pasangannya.
2. Menghargai Kerja Keras Pasangan
Lupakan kesamaan konsep berpikir, kesamaan strata pendidikan, apalagi kesamaan status kekayaan keluarga. Ketiga hal tersebut tidak akan berguna jika kita tidak pernah menghargai kerja keras pasangan. Poin pentingnya adalah rasa menghargai tersebut.
Bayangkanlah, Anda akan hidup selama 50 tahun lebih dengan pasangan Anda. Jika Anda tidak pernah dihargai, bagaimana mungkin Anda betah
Perlakuan yang sebaliknya juga wajib Anda lakukan. Logikanya, jika pasangan sendiri saja tidak pernah menghargai kerja keras Anda, bagaimana dengan orang lain?
Wujudkanlah penghargaan tersebut dengan perilaku yang menyenangkan pasangan, tetapi tetap penuh kadar ketulusan. Jangan sungkan meminta maaf jika salah, jangan gengsi mengucapkan terima kasih.
Jadikanlah pasangan Anda sebagai raja atau ratu rumah tangga. Dengan demikian, rumah tangga Anda secara ajaib menjadi kerajaan yang menghasilkan pangeran dan putri yang sangat berkualitas.
Dua tipe di atas bukanlah tipe yang langka. Cara Anda mendapatkan pasangan demikian, atau mengubah pasangan Anda menjadi demikian, adalah memperlakukannya dengan cara yang sama. Percayalah, hati lebih mudah bertaut jika ada ketulusan. Akan tetapi, jika sudah dipenuhi kepentingan-kepentingan lain yang bersifat duniawi, berhati-hatilah.
Ketulusan, tidak ternilai harganya. Jadi, jangan anggap ketulusan tidak berharga.
View the original article here
Para peramal boleh saja membuat ramalan zodiak, primbon, dan sebagainya. Akan tetapi, yang namanya ramalan, ketepatan benar atau salahnya sangat tipis. Biasanya, ramalan bersifat ambigu dan tergantung pencocokannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Beruntunglah para peramal, biasanya ramalan mereka ditelan mentah-mentah oleh penggemarnya.
Di luar ramalan, ada dua hal yang menentukan kesesuaian kita dengan pasangan.
1. Kemampuan Berbagi dan Mengalah
Jika kita perempuan, wajib hukumnya mencari laki-laki yang mau berbagi dan mengalah. Laki-laki yang egois, kemungkinan akan lebih banyak menyisihkan uang penghasilannya demi kepentingan pribadi seperti koleksi barang antik atau motor.
Padahal, dalam konteks berpasangan, tentunya kita ingin melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Laki-laki yang egois akan sulit menerima kenyataan bahwa posisinya dalam keluarga adalah “nomor terakhir” setelah anak dan istri.
Akan tetapi, kasus yang sebaliknya terjadi untuk laki-laki. Kaum Adam wajib mencari istri yang sedikit keras kepala dan mementingkan kepentingan keluarga. Perempuan yang seperti ini, bahkan akan rela mengorbankan hidupnya, demi kehidupan anak-anak.
Perlu dicermati, tentu ada perbedaan antara perempuan yang mau menang sendiri dan perempuan yang benar-benar mau menyisihkan egonya demi anak-anak.
Seiring dengan perjalanan waktu, perempuan yang mau menang sendiri biasanya akan menampilkan perilaku buruk lainnya, misalnya berselingkuh. Sementara itu, perempuan yang tepat, walaupun egois, dia akan selalu setia di samping pasangannya.
2. Menghargai Kerja Keras Pasangan
Lupakan kesamaan konsep berpikir, kesamaan strata pendidikan, apalagi kesamaan status kekayaan keluarga. Ketiga hal tersebut tidak akan berguna jika kita tidak pernah menghargai kerja keras pasangan. Poin pentingnya adalah rasa menghargai tersebut.
Bayangkanlah, Anda akan hidup selama 50 tahun lebih dengan pasangan Anda. Jika Anda tidak pernah dihargai, bagaimana mungkin Anda betah
Perlakuan yang sebaliknya juga wajib Anda lakukan. Logikanya, jika pasangan sendiri saja tidak pernah menghargai kerja keras Anda, bagaimana dengan orang lain?
Wujudkanlah penghargaan tersebut dengan perilaku yang menyenangkan pasangan, tetapi tetap penuh kadar ketulusan. Jangan sungkan meminta maaf jika salah, jangan gengsi mengucapkan terima kasih.
Jadikanlah pasangan Anda sebagai raja atau ratu rumah tangga. Dengan demikian, rumah tangga Anda secara ajaib menjadi kerajaan yang menghasilkan pangeran dan putri yang sangat berkualitas.
Dua tipe di atas bukanlah tipe yang langka. Cara Anda mendapatkan pasangan demikian, atau mengubah pasangan Anda menjadi demikian, adalah memperlakukannya dengan cara yang sama. Percayalah, hati lebih mudah bertaut jika ada ketulusan. Akan tetapi, jika sudah dipenuhi kepentingan-kepentingan lain yang bersifat duniawi, berhati-hatilah.
Ketulusan, tidak ternilai harganya. Jadi, jangan anggap ketulusan tidak berharga.
View the original article here