kerudung semata? Atau, pasangan yang hobi mengutip ayat Alquran dalam setiap pembicaraan sehingga kadang mengganggu orang lain yang menganggap mereka sok pintar?
Pada kenyataannya, meskipun jilbab adalah sarana bagi perempuan muslim untuk menutup aurat lahir dan batinnya, banyak perempuan yang tetap saja tidak menutup aurat batinnya ketika sudah berjilbab.
Demikian pula halnya dengan laki-laki. Belum tentu orang yang bicaranya bertabur ayat Alquran, berasal dari keturunan Arab, adalah orang ahli surga. Bisa jadi ia ahli neraka kalau ucapannya hanya sebatas ucapan tanpa ada tindakan konkret.
Sekilas, menjadi pasangan muslim lebih sukar daripada menjadi pasangan lain, karena ada sifat lahir yang mesti konsisten dengan sifat batin. Akan tetapi, sebenarnya ada dua ciri awal pasangan tersebut adalah pasangan muslim atau tidak.
1. Cara Bergaul
Pasangan muslim yang baik pasti tahu ada rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar dalam bergaul. Kemampuan pasangan muslim untuk tidak melakukan hal-hal terlarang (pelukan, ciuman, dan hubungan suami istri) sebelum menikah adalah hal yang wajib karena memang belum waktunya.
Akan tetapi, ada yang lebih daripada itu. Hal-hal terlarang lain, seperti mengobrol berlebihan dan berpanjang-panjangan, candaan dan rayuan yang kelewat batas, dan tindakan kelewat mesra yang seharusnya hanya milik suami istri, juga patut diperhatikan. Jangan sampai, Anda sudah berusaha menekan keinginan fisik (ciuman dan sebagainya), tapi keinginan batin (rayuan tak sopan, dll) tetap dilakukan.
Dalam pergaulan dengan teman, perhatikan pula apakah si dia yang Anda taksir dengan mudah memegang atau menyentuh lawan jenis. Jika demikian, patutlah sikapnya dipertanyakan, entah apa pun penjelasannya. Jangan hanya karena “perkembangan zaman”, kemudian si dia bebas melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Biarlah dianggap sebagai kampungan daripada kampungan di mata Allah.
2. Fokus ke Pernikahan
Ironis memang, ada beberapa gadis berjilbab yang menggunakan jilbabnya sebagai upaya meninggikan status sehingga semakin banyak orang mengejarnya. Demikian pula, ada lelaki yang memelihara janggut atau menggunakan kemampuan agamanya demi membuat banyak perempuan tergila-gila. Ada juga pasangan yang orientasinya main-main dulu, berpacaran tanpa memikirkan hari depan.
Padahal, dalam Islam, pacaran jelas dilarang. Orientasi dua lawan jenis dalam Islam, tentu saja setelah berkenalan (taaruf), menyelesaikannya dalam jenjang pernikahan. Jadi, jika si dia yang Anda taksir, dengan usia 22 tahun ke atas dan masih ingin bermain-main, tentu perlu dipertanyakan lagi apa motivasinya.