Tidak semua kalimat rayuan bernada negatif. Ada kalanya kita membutuhkan pemahaman tentang rayuan untuk membujuk istri atau pasangan, agar mau berbaikan setelah bertengkar. Kadang pula, kita perlu merayu agar menyenangkan istri atau pasangan.
Sudah takdirnya bahwa perempuan suka diperlakukan istimewa atau dianggap ratu. Mereka akan merasa bangga ketika memahami bahwa kita bertekuk lutut atau sepenuhnya dalam kendalinya (yang artinya, kita mencintai perempuan tersebut). Oleh karena itu, kadang-kadang perempuan suka menguji laki-laki.
Terkait dengan kalimat rayuan, ada beberapa tips ampuh untuk meluluhkan istri atau pasangan.
1. Bukan untuk Berbohong
Jangan gunakan rayuan untuk berbohong, bahkan meski untuk berbohong demi kebaikan. Perempuan terlahir dengan pola pikir yang lebih ribet daripada laki-laki. Mereka tidak akan mudah memaafkan begitu saja lelaki yang sudah berbohong, apa pun bentuk kebohongannya.
Jika Anda merayu istri misalnya untuk berinvestasi pada sesuatu, dan sebenarnya investasi tersebut tidak terlalu menguntungkan, atau tidak sesuai paparan, bisa dipastikan istri akan berpikir yang aneh-aneh.
Jangan-jangan, Anda punya main dengan salah satu pihak yang diberi investasi. Tentu Anda tidak mau jika rayuan justru menjadi alat pemecah rumah tangga?
2. Jangan Terlalu Menggombal
Semua perempuan akan mudah tersipu jika kekasihnya berkata-kata manis. Akan tetapi, ada kalanya gombalan Anda menjadi senjata makan tuan. Misalnya, Anda terlalu sering merayu, tapi tak pernah merealisasikan janji rayuan Anda.
Atau rayuan Anda berlebihan dan monoton sehingga istri bertanya, “suamiku ini kenapa sih? Kenapa rayuannya sama saja? Sama sekali tidak kreatif”. Lebih dari itu, jika Anda menggombal berlebihan, istri atau pasangan juga akan tahu kebohongan Anda karena intuisi perempuan lebih tajam daripada laki-laki.
3. Gunakan Hal-Hal yang Berkaitan dengan Memori Indah
Jadilah pengingat yang baik jika ingin menaklukkan hati perempuan. Anda mesti hafal bagaimana pertemuan pertama Anda dengan kekasih. Jika saat itu hujan rintik-rintik, Anda bisa membuatkan sajak tentang hujan kepada istri sambil berkata, “ingat tidak, waktu itu kamu memakai baju ini … aku bertingkah kaku” atau yang sepadan dengannya. Dijamin, istri akan tersipu dan yakin bahwa Anda cukup layak mendapatkan “hadiah”.
Terlepas dari tiga tips di atas, yang paling penting adalah sikap jujur dalam mengekspresikan rayuan. Artinya, rayuan tidak semata-mata berarti Anda menipu, tapi memberikan janji yang mungkin bisa direalisasikan dengan agak cepat.