Apa saja yang harus dipikirkan ketika mencari pasangan? Sebenarnya tidak ada selain satu hal: jangan mencari pasangan sempurna. Mengapa demikian? Cobalah melihat diri sendiri.
Berapa sering kita berkata bahwa tidak ada manusia sempurna, tetapi berapa sering pula kita membantahnya. Kita mungkin belum bekerja, wajah tidak terlalu tampan atau cantik, tetapi menginginkan pasangan yang spesial, seolah pasangan kita akan menyelamatkan kita dari jurang kehancuran.
Adakah pasangan seperti itu? Jawabannya nonsense, bahkan meski kita orang kaya, berwajah tampan atau cantik, dan segala kesempurnaan melekat pada diri kita.
Sebuah kisah tentang kesempurnaan ini mungkin bisa menjadi renungan Anda.
Kisah Lelaki Sempurna
Seorang lelaki rmemutuskan untuk mencari perempuan sempurna sebagai istrinya. Lelaki tersebut secara umum memang layak mendapatkan jodoh yang setara dengannya. Bagaimana tidak, ia rupawan, memiliki harta melimpah ruah, dan memiliki segala yang diimpi-impikan wanita.
Oleh karena itu, ketika banyak perempuan mengajaknya menikah, lelaki tersebut menampik dan berdoa kepada Tuhan agar mendapatkan jodoh sempurna.
Setelah sekian lama, tidak ada juga wanita yang menarik hatinya atau memenuhi kriteria-kriterianya. Maka, lelaki rupawan tersebut mulai berkelana dari kota ke kota demi pujaan hati yang entah di mana. Dijelajahinya kota demi kota, negara demi negara, benua demi benua, di”seleksi”-nya satu per satu perempuan tercantik di setiap kota.
Akhirnya, ia tiba di sebuah kota. Di sanalah ia bertemu dengan perempuan idamannya. Tidak hanya kecantikan fisiknya yang menggoda lelaki mana pun, tetapi juga keluhuran budinya yang membuat sang perempuan dikagumi. Mengetahui cintanya ada di depan mata, lelaki tadi tidak mau membuang kesempatan.
Ia berkata, “Perempuan cantik, aku sudah berkelana ke seluruh dunia untuk mencari jodoh, perempuan yang sempurna seperti halnya aku lelaki sempurna. Sekarang, kau berada di sini. Pertemuan kita pastilah bukan kebetulan. Pertemuan ini adalah suratan takdir. Semua orang di kota ini memuja kecantikanmu. Tidak ada yang menampik hal tersebut.”
Perempuan itu tersenyum manis, “Memang demikianlah diriku.”
Sang lelaki, merasa sang perempuan sudah bertekuk lutut, ia pun segera berkata, “Maukah kau menikah denganku?”
Akan tetapi, yang terjadi justru di luar dugaan. Perempuan itu berkata, “Aku tidak bisa menerimamu sebagai suami. Seperti halnya dirimu yang mencari perempuan sempurna, demikian juga diriku. Maaf, bagiku kau belum cukup layak.”
Menangislah laki-laki tersebut atas pencariannya yang sia-sia.
Sadarlah dalam Mencari
Kadang, kita menyebut bahwa manusia tidak mungkin sempurna hanya untuk menutupi kesalahan atau aib. Akan tetapi, seandainya orang lain berada di dalam posisi kita, bersalah, belum tentu kita memaafkannya seperti kita memaafkan diri sendiri.
Tindakan kita ini tidak hanya menunjukkan bahwa kita adalah orang yang curang atau licik. Lebih dari itu, kita hanya makhluk penuntut. Jika kita terus menuntut, jodoh kita tidak akan pernah ada.
Siapa sih, yang mau menikah dengan orang yang hanya mau menang sendiri?