Setiap manusia pada hakekatnya diciptakan berpasang-pasangan. Selain kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk sosial, manusia juga adalah makhluk yang membutuhkan seorang teman hidup yang akan menyempurnakan keutuhan hidupnya.
Yang terkadang menjadi kendala adalah apakah orang yang akan kita pilih merupakan orang yang benar-benar tepat bagi kita. Akan ada sejuta macam alasan untuk terus bertanya apakah pacar kita yang sekarang akan menjadi teman hidup yang setia sepanjang hayat, ataukah dia akan berpaling kepada orang lain.
Akan ada banyak dan bermacam cobaan yang memposisikan kita dalam kondisi bimbang. Karena memang sebagian besar kita akan menitikberatkan pada apakah pacar kita adalah seorang yang setia atau bukan—suatu hal yang sering kali menjadi prasyarat utama dalam menjalin sebuah hubungan.
Menjadi setia tidaklah mudah tentu saja. Banyak hal lain yang akan menggoda atau banyak hal yang mungkin akan memalingkan pacar atau kekasih kita dari diri kita yang membuatnya jenuh dan berputar haluan mencari orang lain yang mereka anggap lebih dari kita.
Acap kali, kesetiaan menjadi pertanyaan besar yang justru akan membuat suatu hubungan tidak berjalan dengan lancar apabila terus menerus dipertanyakan. Yang dibutuhkan adalah pembuktian atau lebih tepatnya tes-tes kecil yang dapat kita gunakan sebagai tolok ukur apakah sang pacar akan cukup setia terhadap kita, hari ini dan seterusnya.
Jadi sebelum kita melangkah terlalu jauh, kita dapat memastikan bahwa pacar kita memiliki kualitas-kualitas kesetiaan yang kita harapkan. Ada banyak hal yang kita bisa lakukan untuk ‘mengetes’ sejauh mana pacar kita benar-benar mencintai dan mempertahankan kesetiaannya.
Kita bisa mencoba melihat bagaimana reaksinya pada saat ada orang lain yang mencoba mendekatinya atau bahkan memberinya perhatian lebih. Apakah dia akan terpancing dan lebih memberikan banyak perhatian kepada orang tersebut daripada kepada kita yang adalah kekasihnya.
Kalau dengan hal yang seperti ini kekasih kita sudah terpengaruh, itu tandanya bahwa tidak akan ada kesetiaan yang bisa ditawarkan kepada kita lagi. Lebih baik disudahi dan mencari orang lain yang lebih baik.
Kita juga bisa menilai sejauh mana sang pacar akan setia kepada kita melalui ‘behavior’-nya terhadap kita sehari-hari. Lihat apakah dia rela meluangkan waktunya untuk menemani kita, dalam artian ‘menemani’ yang sesungguhnya: datang dan berada di samping kita.
Apakah dia bersedia menjadi pendengar yang baik, yang mampu memberikan rasa tenang, dan tidak meninggalkan kita pada saat kita mulai menangis atau merengek? Menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah dan biasanya orang yang mau mendengarkan sampai kita selesai menceritakan dan mencurahkan isi hati dan pikiran kita merupakan orang-orang yang setia.
Kita juga bisa menilai kadar kesetiaan sang pacar dengan melihat apakah yang sering dikatakan merupakan rayuan gombal atau ungkapan yang sungguh datang dari hati. Sedikit sulit membedakannya, tapi kita akan cepat sadar kalau yang dikatakan merupakan rayuan gombal, karena biasanya kita akan merasa semuanya terlalu berlebihan dan cenderung menjadi menyebalkan.
Sebaliknya, jika yang dikatakan muncul tulus dari hati, meskipun kata-kata yang diucapkan tidak terlalu banyak seperti saat sedang menggombal, hati kita akan turut bergetar dan sedikit lebih susah untuk menghindari dari perasaan melayang. Perhatikan juga apakah pacar kita sering berbohong kepada kita atau tidak. Semakin sering dia berbohong dan membuat-buat alasan tentu saja merupakan tanda-tanda awal bahwa dia tidak akan setia terhadap kita.
Banyak hal lain lagi yang kita bisa lihat dari keseharian kita menghabiskan waktu bersama pacar kita untuk melihat apakah dia orang yang setia dan dialah orang yang selama ini kita nantikan. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa bukan hanya kita yang menginginkan kesetiaan. Pasangan kita tentu saja juga mengharapkan hal yang sama. Jadi, bersikaplah setia yang akan membuatnya setia kepada kita.
Yang terkadang menjadi kendala adalah apakah orang yang akan kita pilih merupakan orang yang benar-benar tepat bagi kita. Akan ada sejuta macam alasan untuk terus bertanya apakah pacar kita yang sekarang akan menjadi teman hidup yang setia sepanjang hayat, ataukah dia akan berpaling kepada orang lain.
Akan ada banyak dan bermacam cobaan yang memposisikan kita dalam kondisi bimbang. Karena memang sebagian besar kita akan menitikberatkan pada apakah pacar kita adalah seorang yang setia atau bukan—suatu hal yang sering kali menjadi prasyarat utama dalam menjalin sebuah hubungan.
Menjadi setia tidaklah mudah tentu saja. Banyak hal lain yang akan menggoda atau banyak hal yang mungkin akan memalingkan pacar atau kekasih kita dari diri kita yang membuatnya jenuh dan berputar haluan mencari orang lain yang mereka anggap lebih dari kita.
Acap kali, kesetiaan menjadi pertanyaan besar yang justru akan membuat suatu hubungan tidak berjalan dengan lancar apabila terus menerus dipertanyakan. Yang dibutuhkan adalah pembuktian atau lebih tepatnya tes-tes kecil yang dapat kita gunakan sebagai tolok ukur apakah sang pacar akan cukup setia terhadap kita, hari ini dan seterusnya.
Jadi sebelum kita melangkah terlalu jauh, kita dapat memastikan bahwa pacar kita memiliki kualitas-kualitas kesetiaan yang kita harapkan. Ada banyak hal yang kita bisa lakukan untuk ‘mengetes’ sejauh mana pacar kita benar-benar mencintai dan mempertahankan kesetiaannya.
Kita bisa mencoba melihat bagaimana reaksinya pada saat ada orang lain yang mencoba mendekatinya atau bahkan memberinya perhatian lebih. Apakah dia akan terpancing dan lebih memberikan banyak perhatian kepada orang tersebut daripada kepada kita yang adalah kekasihnya.
Kalau dengan hal yang seperti ini kekasih kita sudah terpengaruh, itu tandanya bahwa tidak akan ada kesetiaan yang bisa ditawarkan kepada kita lagi. Lebih baik disudahi dan mencari orang lain yang lebih baik.
Kita juga bisa menilai sejauh mana sang pacar akan setia kepada kita melalui ‘behavior’-nya terhadap kita sehari-hari. Lihat apakah dia rela meluangkan waktunya untuk menemani kita, dalam artian ‘menemani’ yang sesungguhnya: datang dan berada di samping kita.
Apakah dia bersedia menjadi pendengar yang baik, yang mampu memberikan rasa tenang, dan tidak meninggalkan kita pada saat kita mulai menangis atau merengek? Menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah dan biasanya orang yang mau mendengarkan sampai kita selesai menceritakan dan mencurahkan isi hati dan pikiran kita merupakan orang-orang yang setia.
Kita juga bisa menilai kadar kesetiaan sang pacar dengan melihat apakah yang sering dikatakan merupakan rayuan gombal atau ungkapan yang sungguh datang dari hati. Sedikit sulit membedakannya, tapi kita akan cepat sadar kalau yang dikatakan merupakan rayuan gombal, karena biasanya kita akan merasa semuanya terlalu berlebihan dan cenderung menjadi menyebalkan.
Sebaliknya, jika yang dikatakan muncul tulus dari hati, meskipun kata-kata yang diucapkan tidak terlalu banyak seperti saat sedang menggombal, hati kita akan turut bergetar dan sedikit lebih susah untuk menghindari dari perasaan melayang. Perhatikan juga apakah pacar kita sering berbohong kepada kita atau tidak. Semakin sering dia berbohong dan membuat-buat alasan tentu saja merupakan tanda-tanda awal bahwa dia tidak akan setia terhadap kita.
Banyak hal lain lagi yang kita bisa lihat dari keseharian kita menghabiskan waktu bersama pacar kita untuk melihat apakah dia orang yang setia dan dialah orang yang selama ini kita nantikan. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa bukan hanya kita yang menginginkan kesetiaan. Pasangan kita tentu saja juga mengharapkan hal yang sama. Jadi, bersikaplah setia yang akan membuatnya setia kepada kita.