Pacaran pada hakikatnya “melatih” sepasang kekasih untuk melanjutkan hubungan tersebut ke dalam lingkup pernikahan. Dalam tahap “latihan” tersebut, yang penting adalah keseriusan dua belah pihak. Kalau ada satu saja yang bermain-main, hasilnya tentu tidak sebaik yang diharapkan. Dari kacamata yang demikian, memang terdapat dampak negatif pacaran.
1. Menciptakan Tekanan Batin
Jika Anda perempuan, perhatikanlah tuntutan yang Anda berikan pada pacar Anda. Logiskah tuntutan tersebut dari sudut pandang pria atau tidak. Perempuan memang terbiasa untuk menguji. Namun, jangan sampai dalih menguji itu membuat Anda menyiksa pasangan Anda.
Bukankah Anda tidak perlu setiap saat diantar atau dalam waktu-waktu tertentu harus menghabiskan waktu (dan uang) di mall? Laki-laki cenderung memilih perempuan yang mandiri. Perempuan yang manja dan tidak sadar kemanjaannya menyiksa sang lelaki, bisa saja ditinggalkan dan tinggal meratapi kesalahannya.
Lagipula, biasanya perempuan suka menunggu, sedangkan si laki-laki sudah mati-matian berusaha. Ketika Anda terus menguji lelaki Anda seperti itu, ketika dia pergi, mungkin Anda tidak cukup menangis hanya dalam dua tahun.
2. Menciptakan yang “Tidak-Tidak”
Kadang, dengan dalih membuktikan cinta terhadap pasangan, kita melakukan atau memaksa pasangan melakukan hal-hal yang belum sepantasnya dilakukan. Mulai dari hal simpel.
Misalnya, mengatur ini dan itu, yang seharusnya masih menjadi wewenang orang tua, hingga mungkin laki-laki menantang pacarnya untuk memberikan “kehormatan”. Laki-laki yang semacam ini biasanya tipe laki-laki tidak bertanggung jawab dan yang harus dihindari. Perempuan juga harus menyadari bahwa cinta tidak bisa dibuktikan dengan cara demikian.
Cinta hakikatnya menghormati batasan-batasan yang tidak mampu dilakukan sepasang kekasih. Seks pranikah dengan paksaan lelaki menunjukkan ada yang tidak menghormati batasan tersebut. Contoh lain tindakan yang “tidak-tidak”, misalnya merayakan tiga bulanan jadian dan seterusnya, yang sebenarnya tidak produktif. Bahkan, terkesan memboros-boroskan uang dengan dalih cinta.
3. Merusak Kehidupan Kekasih
Bagi perempuan, jangan pernah berpikir bahwa Anda harus selalu menang karena perempuan dipandang lebih lemah. Demikian pula lelaki. Hanya karena Anda lebih kuat, bukan berarti Anda berhak mendominasi. Yang perlu Anda berdua pikirkan, kehidupan kekasih kita tidak hanya berisi kita.
Mereka butuh teman, orang tua, guru, dan sebagainya. Karena keegoisan kita, jangan sampai kehidupan kekasih kita rusak. Jika demikian, bisa jadi seumur hidup Anda tidak bisa memaafkan diri sendiri.
Dampak pacaran tersebut bisa dihindari jika pasangan sama-sama serius dan mau berkorban satu sama lain.