Persoalan jodoh memang terkesan sederhana. Sebagian orang berpikir mencari jodoh itu sangat gampang. Padahal, mencari jodoh atau menemukan pasangan hidup bukanlah perkara mudah. Mencari jodoh, bahkan, lebih sulit dibanding mencari uang milyaran dan menyelesaikan studi doktoral. Tidak sedikit orang yang putus asa karena tak kunjung menemukan jodoh.
Kesulitan mencari jodoh ini pun dibuktikan dengan maraknya biro jodoh untuk membantu menemukan pasangan. Namun, keefektifan mencari pasangan lewat biro jodoh masih menjadi perbincangan yang terbilang serius. Bagi beberapa orang, biro jodoh dijadikan salah satu cara instan untuk mendapat jodoh karena mereka tidak ada waktu untuk mencari.
Orang-orang yang tergolong tidak punya waktu untuk mencari jodoh itulah yang kadang menyerahkan nasib percintaannya pada biro jodoh. Mereka tinggal memberikan data diri serta kriteria wanita atau pria yang diinginkan. Jika ada wanita atau pria yang memenuhi kriteria itu, perjodohan ini akan memasuki tahap perkenalan.
Dalam tahap perkenalan, seseorang akan merasakan kenyamanan dan ketidaknyamanan, kecocokan dan ketidakcocokan. Kedua elemen berpasangan ini akan melengkapi proses perkenalan. Jika hasilnya positif, boleh jadi perkenalan berlanjut ke tahap yang lebih serius. Jika hasilnya negatif, berakhir di sampai di situ dan siap berburu mangsa baru.
Apakah parameter seseorang dikatakan sebagai jodoh? Apakah pasangan hidup yang memiliki fisik bagus, hati yang lembut, cerdas, rajin ibadah, dan mapan kariernya? Jika hal itu dijadikan parameter mencari pasangan hidup, mungkin tidak akan lebih dari 1 persen orang menikah di dunia ini. Mengapa demikian? Karena manusia tidak ada yang sempurna.
Tidak ada rumus matematika yang tepat untuk mendapatkan pasangan hidup atau jodoh. Persoalan jodoh ini tidak diajarkan di sekolah mana pun. Dengan demikian, persoalan jodoh bukanlah masalah kecil. Salah satu sumber kebahagiaan hidup ini ternyata tidak memiliki ilmu pasti. Oleh sebab itu, Anda harus teliti memilih jodoh paling tepat dengan menuruti kata hati.
Pasti Anda pernah mendengar istilah Mak Comblang. Ya. Orang-orang yang suka menjodohkan orang lain. Mak Comblang biasanya dipakai dalam dunia pertemanan. Dalam arti, menjodohkan orang-orang yang dikenal oleh salah satu pihak. Misalnya, A bersahabat dengan B. A memiliki teman lain dan dikenalkan pada B dengan tujuan untuk berpacaran, bahkan menikah.
Kini, peran Mak Comblang digantikan oleh seperangkat media informasi berupa internet. Ya. Internet bisa menyediakan segalanya, termasuk jodoh. Maraknya situs-situs biro jodoh semakin meramaikan dunia perjodohan yang terbilang rumit itu. Pengikut biro jodoh ini pun terbilang sangat banyak dengan berbagai profesi dan usia.
Beberapa di antara mereka mungkin saja berhasil menemukan jodoh. Namun, tidak jarang pula yang hanya gigit jari. Keberhasilan dan kegagalan itu dipicu oleh beberapa faktor, misalnya faktor fisik, profesi, usia, dan kepribadian. Meskipun telah menelurkan pasangan yang terbilang sukses, biro jodoh tetap memiliki kekurangan.
Menjadi anggota biro jodoh tidak lepas dari persyaratan tertentu, terutama yang berkaitan dengan batas minimal usia serta menyetujui kerahasiaan informasi situs tertentu. Hal yang tidak kalah penting, anggota tidak boleh menyalahgunakan situs tersebut untuk hal-hal yang melanggar hukum dan SARA.
Jika sudah menyetujui dan memenuhi berbagai persyaratan, seseorang akan diterima sebagai anggota dengan catatan memberikan informasi pribadi sebenar-benarnya. Pemilik situs pun berhak untuk mencabut seseorang dari keanggotaan jika dinilai menyimpang dari peraturan.
Itulah gambaran sekilas mengenai usaha mendapatkan pasangan melalui biro jodoh. Semua bergantung Anda. Pilihlah cara terbaik untuk mendapatkan pasangan hidup. Semoga bermanfaat!