Jenjang studi perguruan tinggi beragam. Mulai dari D2, D3, dan S1. Lazim bagi para pelajar untuk mengambil sarjana penuh (S1). Namun tidak berarti jenjang D2 dan D3 sepi peminat. Terutama untuk D3. Pelajar yang mengambil D3 bersifat link and match.
Lebih cepat lulus dan cepat lulus. Dan tawaran beasiswa D3 kerap diberikan oleh pihak kampus.
Meski tidak populer, beasiswa D3 masih diburu oleh sebagian pelajar. Tidak berbeda jauh dengan model beasiswa S1. Bentuk beasiswa berupa beasiswa penuh, sks, dan biaya hidup. Hanya segi waktu (time) kuliah yang membedakan. Dari segi ukuran (size) pun tidak jauh beda. Nah, Anda tertarik untuk mendapat beasiswa D3?
Jenjang D3
Mengambil jenjang D3 berarti 6 semester masa kuliah. Berbeda dengan S1 yang mengambil 8 semester. Bila dikonversikan berkisar 3 tahun. Beban studi lebih fokus. Dan diberi penekanan link and match
. Lulusan D3 diharapkan bisa cepat kerja. Namun, tidak memupus jalan untuk lanjut ke studi S1.
Untuk mendapat beasiswa D3 tentu tidak mudah. Karena beberapa persyaratan harus dipenuhi. Misal segi nilai, rangking, dan prestasi nonakademik. Bila kualifikasi telah dipenuhi, tiket beasiswa akan dikantongi. Berikut ini proses yang lazim dalam mengajukan diri mendapat beasiswa D3.
Rekomendasi sekolah. Tiap kampus pasti memiliki mitra dengan sekolah di daerah. Mereka memiliki jatah beasiswa/ tahun. Agar tidak ribet, proses ini diberikan ke sekolah masing-masing. Dipilih dari siswa yang berprestasi akademik dan nonakademik. Lalu, disaring kembali dan tes akhir oleh kampus bersangkutan.Surat keterangan tidak mampu (SKTM). Beasiswa D3 juga sering diberikan pada pelajar yang tidak mampu, tapi pintar secara akademis. SKTM dikeluarkan oleh otoritas setempat. Misal RT, RW, Lurah, dan Camat. Beberapa kampus juga meneliti kebenaran SKTM. Dengan cara menyurvei ke rumah pelajar. Prestasi akademik. Dari segi peringkat rangking yang stabil (1-5). Menang berbagai kontes nasional atau internasional. Menuai prestasi berarti menuai peluang beasiswa. Kampus dengan senang hati akan memberi invitasi langsung pada pelajar berprestasi. Mereka diundang untuk studi di kampus. Tentu saja karena aset nasional dan potensi intelektual kampus. Prestasi nonakademik. Misal dari jalur olahraga. Bidang sepak bola, bulu tangkis, dsb. para atlet yang berprestasi akan diberi tawaran beasiswa. Tengok di Unpas di mana para pemain Persib Bandung diberi privelege untuk belajar di kampus Universitas Pasundan tersebut.
Lebih cepat lulus dan cepat lulus. Dan tawaran beasiswa D3 kerap diberikan oleh pihak kampus.
Meski tidak populer, beasiswa D3 masih diburu oleh sebagian pelajar. Tidak berbeda jauh dengan model beasiswa S1. Bentuk beasiswa berupa beasiswa penuh, sks, dan biaya hidup. Hanya segi waktu (time) kuliah yang membedakan. Dari segi ukuran (size) pun tidak jauh beda. Nah, Anda tertarik untuk mendapat beasiswa D3?
Jenjang D3
Mengambil jenjang D3 berarti 6 semester masa kuliah. Berbeda dengan S1 yang mengambil 8 semester. Bila dikonversikan berkisar 3 tahun. Beban studi lebih fokus. Dan diberi penekanan link and match
. Lulusan D3 diharapkan bisa cepat kerja. Namun, tidak memupus jalan untuk lanjut ke studi S1.
Untuk mendapat beasiswa D3 tentu tidak mudah. Karena beberapa persyaratan harus dipenuhi. Misal segi nilai, rangking, dan prestasi nonakademik. Bila kualifikasi telah dipenuhi, tiket beasiswa akan dikantongi. Berikut ini proses yang lazim dalam mengajukan diri mendapat beasiswa D3.
Rekomendasi sekolah. Tiap kampus pasti memiliki mitra dengan sekolah di daerah. Mereka memiliki jatah beasiswa/ tahun. Agar tidak ribet, proses ini diberikan ke sekolah masing-masing. Dipilih dari siswa yang berprestasi akademik dan nonakademik. Lalu, disaring kembali dan tes akhir oleh kampus bersangkutan.Surat keterangan tidak mampu (SKTM). Beasiswa D3 juga sering diberikan pada pelajar yang tidak mampu, tapi pintar secara akademis. SKTM dikeluarkan oleh otoritas setempat. Misal RT, RW, Lurah, dan Camat. Beberapa kampus juga meneliti kebenaran SKTM. Dengan cara menyurvei ke rumah pelajar. Prestasi akademik. Dari segi peringkat rangking yang stabil (1-5). Menang berbagai kontes nasional atau internasional. Menuai prestasi berarti menuai peluang beasiswa. Kampus dengan senang hati akan memberi invitasi langsung pada pelajar berprestasi. Mereka diundang untuk studi di kampus. Tentu saja karena aset nasional dan potensi intelektual kampus. Prestasi nonakademik. Misal dari jalur olahraga. Bidang sepak bola, bulu tangkis, dsb. para atlet yang berprestasi akan diberi tawaran beasiswa. Tengok di Unpas di mana para pemain Persib Bandung diberi privelege untuk belajar di kampus Universitas Pasundan tersebut.