Beasiswa pascasarjana, siapa yang tak tertarik? Kuliah gratis, bahkan ada yang biaya hidupnya ditanggung penuh oleh penyedia beasiswa. Namun, konsekuensinya adalah persaingan yang kompetitif dengan jumlah pencari beasiswa yang tak sedikit. Apalagi untuk lembaga penyedia beasiswa luar negeri, seperti Fulbright-Amerika atau StuNed-Belanda, persaingannya dari berbagai negara.
Tapi jangan khawatir, banyak mahasiswa S2 atau S3 Indonesia yang mendapatkan beasiswa, baik dalam mapun luar negeri. Ini menunjukkan bahwa kesempatan untuk mendapatkan beasiswa pascasarjana bagi mereka yang serius mendapatkannya masih sangat terbuka luas baik lulusan perguruan tinggi negeri atau swasta sekalipun.
Hal tersebut dikarenakan dalam persaingan mendapatkan beasiswa, yang lebih utama bukan dari mana perguruan tingginya, tapi bagaimana kemampuan dan apa kontribusi yang bisa diberikan setelah calon penerima beasiswa menyelesaikan studinya.
Tahapan Mendapatkan Beasiswa
Tahap-tahap untuk mendapatkan beasiswa tidak sama, baik dalam maupun luar negeri. Biasanya, tahapan ini bisa diketahui dengan mengunjungi situs penyedia beasiswa. Namun secara umum tahapannya adalah sebagai berikut.
Mengisi formulir beasiswa, ada yang mengisinya secara online, ada juga yang harus diunduh kemudian diisi dan dikembalikan beserta syarat-syarat administrasi yang diminta.Mengirimkan syarat-syarat administasi, biasanya surat rekomendasi dari dosen pembimbing karya tulis, ijazah dan transkip (di-translate ke dalam bahasa Inggris bagi beasiswa luar negeri), pas foto, sertifikat TOEFL/IELTS, curriculum vitae dilengkapi dengan statemen of purpose (SoP), dan esai mengenai motivasi Anda mendapatkan beasiswa.Mengikuti seleksi atau tes terlulis bidang studi yang Anda ambil, dan Mengikuti seleksi wawancara. Untuk beasiswa luar negeri, komposisi pewawancaranya dari Indonesia dan perwakilan khusus dari penyedia beasiswa.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan oleh calon penerima beasiswa, yaitu sebagai berikut.
Skor TOEFL/IELTS yang memenuhi standar minimum, yaitu 550 (TOEFL) dan 6.0 (IELTS). Semakin besar skornya maka tentu saja kans Anda untuk mendapatkan beasiswa akan semakin besar.IPK di atas 3,00. Namun ini tidak mutlak. Bagi calon penerima beasiswa yang IPK-nya di bawah standar, bisa menutupinya dengan skor TOEFL/IELTS di atas rata-rata, karya tulis ilmiah, pengalaman riset, pengalaman organisasi, atau data-data persuasif pada curriculum vitae
.Membuat SoP (Statement of Purpose) yaitu pernyataan singkat dan jelas mengenai biografi singkat, prestasi akademik, dan organisasi tempat Anda mengabdi kepada masyarakat. Intinya adalah argumentasi mengapa Anda layak mendapatkan besiswa, sekaligus kontribusi apa yang akan diberikan kepada masyarakat setelah menyelesaikan studi.Cari informasi sebanyak-banyak dan sedetil-setilnya mengenai kampus dan bidang studi yang akan Anda apply (lamar).
Informasi ini bisa Anda dapatkan dengan mengakses situs kampus yang Anda minati, bisa juga dengan menghubungi dosen atau alumnus bidang studi yang Anda maksud.Membuat CV (curriculum vitae) yang sistematis, dalam arti Anda hanya menonjolkan hal-hal penting saja (point of importance) dalam CV tersebut yang sekiranya bisa menjadi pertimbangan bahwa Andalah orang yang tepat untuk mendapatkan beasiswa.Esai mengenai motivasi dan kelayakan Anda mendapatkan beasiswa dan kontribusi yang akan diberikan kepada masyarakat setelah menyelesaikan studi. Dalam hal ini, dosen, peneliti, dan aktivis biasanya mendapatkan prioritas untuk mendapatkan beasiswa karena pihak yang akan mendapatkan kontribusi mereka kelak sudah jelas.
Tapi jangan khawatir, banyak mahasiswa S2 atau S3 Indonesia yang mendapatkan beasiswa, baik dalam mapun luar negeri. Ini menunjukkan bahwa kesempatan untuk mendapatkan beasiswa pascasarjana bagi mereka yang serius mendapatkannya masih sangat terbuka luas baik lulusan perguruan tinggi negeri atau swasta sekalipun.
Hal tersebut dikarenakan dalam persaingan mendapatkan beasiswa, yang lebih utama bukan dari mana perguruan tingginya, tapi bagaimana kemampuan dan apa kontribusi yang bisa diberikan setelah calon penerima beasiswa menyelesaikan studinya.
Tahapan Mendapatkan Beasiswa
Tahap-tahap untuk mendapatkan beasiswa tidak sama, baik dalam maupun luar negeri. Biasanya, tahapan ini bisa diketahui dengan mengunjungi situs penyedia beasiswa. Namun secara umum tahapannya adalah sebagai berikut.
Mengisi formulir beasiswa, ada yang mengisinya secara online, ada juga yang harus diunduh kemudian diisi dan dikembalikan beserta syarat-syarat administrasi yang diminta.Mengirimkan syarat-syarat administasi, biasanya surat rekomendasi dari dosen pembimbing karya tulis, ijazah dan transkip (di-translate ke dalam bahasa Inggris bagi beasiswa luar negeri), pas foto, sertifikat TOEFL/IELTS, curriculum vitae dilengkapi dengan statemen of purpose (SoP), dan esai mengenai motivasi Anda mendapatkan beasiswa.Mengikuti seleksi atau tes terlulis bidang studi yang Anda ambil, dan Mengikuti seleksi wawancara. Untuk beasiswa luar negeri, komposisi pewawancaranya dari Indonesia dan perwakilan khusus dari penyedia beasiswa.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan oleh calon penerima beasiswa, yaitu sebagai berikut.
Skor TOEFL/IELTS yang memenuhi standar minimum, yaitu 550 (TOEFL) dan 6.0 (IELTS). Semakin besar skornya maka tentu saja kans Anda untuk mendapatkan beasiswa akan semakin besar.IPK di atas 3,00. Namun ini tidak mutlak. Bagi calon penerima beasiswa yang IPK-nya di bawah standar, bisa menutupinya dengan skor TOEFL/IELTS di atas rata-rata, karya tulis ilmiah, pengalaman riset, pengalaman organisasi, atau data-data persuasif pada curriculum vitae
.Membuat SoP (Statement of Purpose) yaitu pernyataan singkat dan jelas mengenai biografi singkat, prestasi akademik, dan organisasi tempat Anda mengabdi kepada masyarakat. Intinya adalah argumentasi mengapa Anda layak mendapatkan besiswa, sekaligus kontribusi apa yang akan diberikan kepada masyarakat setelah menyelesaikan studi.Cari informasi sebanyak-banyak dan sedetil-setilnya mengenai kampus dan bidang studi yang akan Anda apply (lamar).
Informasi ini bisa Anda dapatkan dengan mengakses situs kampus yang Anda minati, bisa juga dengan menghubungi dosen atau alumnus bidang studi yang Anda maksud.Membuat CV (curriculum vitae) yang sistematis, dalam arti Anda hanya menonjolkan hal-hal penting saja (point of importance) dalam CV tersebut yang sekiranya bisa menjadi pertimbangan bahwa Andalah orang yang tepat untuk mendapatkan beasiswa.Esai mengenai motivasi dan kelayakan Anda mendapatkan beasiswa dan kontribusi yang akan diberikan kepada masyarakat setelah menyelesaikan studi. Dalam hal ini, dosen, peneliti, dan aktivis biasanya mendapatkan prioritas untuk mendapatkan beasiswa karena pihak yang akan mendapatkan kontribusi mereka kelak sudah jelas.