Setiap fase kehidupan pasti melalui berbagai proses. Bila pada hewan ada proses metamorfosis di mana ada beberapa hewan yang melalui fase kehidupan yang cukup berbeda pada setiap tahapannya, pada tumbuhan ada proses fotosintesis. Proses fotosintesis ini melibatkan banyak unsur zat kimia yang ada dalam tubuh tumbuhan tersebut.
Siklus kehidupan seperti proses fotosintesis juga terjadi pada manusia. Proses fotosintesis tersebut malahan lebih seru dan lebih menantang untuk diamati karena banyaknya pelajaran yang bisa dipetik dari proses fotosintesis kehidupan tersebut.
Tak akan ada proses fotosintesis bila tanpa cahaya matahari. Cahaya matahari ini akan membuat proses fotosintesis sempurna. Begitu pun dengan fotosintesis kehidupan yang dialami oleh manusia. Tanpa cahaya matahari yang sering dijadikan inspirasi oleh berbagai kalangan itu maka kehidupan manusia tidak akan sempurna.
Bagaimana pun matahari yang tidak pernah berhenti bersinar itu memegang peranan sangat penting dalam siklus kehidupan semua makhluk di bumi. Tidak saja bahwa matahari adalah pusat tata surya, tetapi matahari adalah pusat kehidupan.
Dengan cahayanya, bumi bertumbuhkembang. Dengan sinar matahari yang mengandung berbagai zat itu, bumi beserta isinya menggeliat menyongsong hari-hari yang indah.
Fotosintesis yang merupakan proses pembentukan zat makanan yang terjadi di daun itu laksana awal kehidupan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Tanpa adanya proses fotosintesis, pasti akan ada ketimpangan dan perubahan dahsyat yang akan dirasakan oleh manusia dan alam sekitarnya.
Adanya proses fotosintesis pada tumbuhan ini membuat oksigen di atmosfer tetap terjaga. Fotosintesis yang merupakan pembentukan energi berupa glukosa itu benar-benar menjadikan bumi lebih nyaman ditinggali. Bayangkan, tanpa adanya proses luar biasa ini maka tak akan ada nikmatnya menyantap lalapan segar dengan sambal terasi ditemani oleh nasi panas nan lembut.
Tanpa proses fotosintesis ini mungkin juga akan membuat jumlah oksigen di bumi menjadi turun drastis. Itu artinya, manusia, hewan, dan tumbuhan harus berebut oksigen yang sangat terbatas tersebut. Kalau pun manusia mampu memenangkan pertandingan dalam memperebutkan oksigen ini, hal tersebut tidak akan berlangsung lama karena tidak ada tambahan pasokan oksigen yang dihasilkan ketika proses fotosintesis berlangsung.
Untunglah, hal ini tidak terjadi dan tidak akan terjadi hingga kiamat terjadi. Tapi, dengan syarat bahwa manusia akan menjaga lingkungannya agar proses fotosintesis tersebut berjalan alami dan tersebar di seluruh titik penjuru bumi. Dengan semakin banyaknya proses fotosintesis terjadi maka akan semakin segarlah keadaan udara di bumi.
Fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan yang disebut fototrof ini bekerja dengan sendirinya atas izin Yang Mahakuasa untuk mampu mengasimilasi karbon CO2 yang dapat meracuni manusia dan hewan tersebut. Dalam proses fotosintesis itu, karbon diikat atau istilah kerennya difiksasi menjadi gula. Gula inilah yang berfungsi sebagai penyimpan energi.
Pada tubuh manusia pun keberadaan gula sangat penting. Tanpa adanya zat gula ini maka keadaan dalam tubuh akan terlalu asam. Bila terlalu asam, manusia akan mengalami gejala perut kembung dan maag. Bila ini terjadi, rasa sakit akibat gejala maag itu bisa diredakan dengan meminum teh manis.
Gula-gula kehidupanpun penting adanya. Gula-gula kehidupan yang diartikan sebagai manisnya kehidupan ini dapat membuat manusia merasa lebih bahagia di tengah kegalauannya. Kebahagiaan itu penting dirasakan agar tidak depresi. Jadi, sesungguhnya manusia juga mengalami proses fotosintesis.
Proses fotosintesis itu ternyata tidak terjadi pada setiap sel tumbuhan. Hal ini karena adanya perbedaan daya serap sel terhadap cahaya matahari berupa spektrum cahaya. Keadaan inipun terjadi pada manusia. Proses bertumbuhkembang dengan sempurna itu tidak terjadi pada setiap manusia.
Ada hal-hal yang bisa dilakukan oleh orang lain, tetapi tidak bisa dilakukan oleh orang yang ada di sekitarnya. Proses tumbuh kembang itu bergantung pada ekspose yang didapatkan oleh setiap manusia. Sedikitnya eksplorasi yang dilakukan oleh orang tua, sedikit banyak akan memengaruhi proses tumbuh kembang anak tersebut.
Anak yang biasa saja bisa melejit kemampuannya setelah diberi rangsangan ilmu pengetahuan yang lebih banyak dalam waktu yang singkat. Tapi, anak yang cerdas bisa tidak berkembang menjadi orang yanga seharusnya sangat bermanfaat ketika rangsangan yang didapatkannya tidak banyak terutama pada masa pertumbuhan dan perkembangan otak pada usai golden age (usia emas).
Cahaya matahari yang beragam itu ternyata memberikan pengaruh yang berbeda-beda dalam proses fotosintesis. Baru mengetahui hal ini saja, hati bergetar. Betapa tanpa tandingnya kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki oleh Allah Swt.. Surat Ar Rahman (Yang Maha Penyayang), surat yang ke-55 itu berulang kali menyebutkan "Fa Bi ayyi Ala irobbikuma Tukadzdziban" yang diterjemahkan "Nikmat Tuhan yang manakah yang engkau dustakan".
Sungguh luar biasa hasil ciptaan-Nya. Itu baru proses fotosintesis yang terjadi pada daun-daun tumbuhan, algae, dan beberapa jenis bakteri, dan baru pengaruh setiap cahaya matahari terhadap proses fotosintesis tersebut. Adanya reaksi gelap dan reaksi terang dalam proses fotosintesis juga dapat membuat manusia tidak kuasa menahan kekaguman kepada Sang Khalik.
Betapa tidak, setiap daun mengandung pigmen yang berbeda. Setiap pigmen menyerap panjang gelombang yang berbeda. Bagaimana bisa proses ini terjadi dengan sendirinya tanpa adanya Dzat Yang Maha segalanya yang telah mengatur penciptaannya.
Jumlah klorofil yang terkenal dengan nama zat hijau daun itu bisa banyak sekali. Misalnya, satu klorofil yang diberi nama Ali menyerap cahaya warna biru, violet, dan merah. Cahaya ini ternyata memantulkan cahaya yang cukup terang sehingga dapat menghasilkan oksigen pada tahapan proses fotosintesis yang disebut reaksi terang.
Selanjutnya, ada klorofil yang diberi nama Yuti (penamaan ini hanya untuk mempermudah pemahaman). Klorofil Yuti ini menyerap cahaya biru dan oranye. Ternyata cahaya biru dan oranye ini memantulkan cahaya kuning dan hijau.
Pada kenyataannya, cahaya kuning dan hijau ini tidak terang sehingga klorofil Yuti tidak berperan dalam proses reaksi terang pada fotosintesis melainkan berperan pada proses reaksi gelap, yang mana senyawa asam karbon diikat dan diubah menjadi gula. Proses reaksi terang dan gelap ini ternyata hanyalah proses awal fotosintesis yang begitu panjang.
Pelajaran dari kedua proses yang terdapat dalam fotosintesis tersebut mengajarkan bahwa kehidupan manusia juga panjang dan berliku, Ada banyak proses yang saling terkait dan saling bergantung satu sama lain. Tidak ada satu prosespun yang mampu berdiri sendiri.
Itulah makna bahwa manusia di dunia ini sesungguhnya sama dan tidak bisa hidup sendiri sehingga manusia tidak merasa sombong dan tidak merasa bahwa dirinyalah yang paling penting. Setiap hal mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing persis pada proses reaksi terang dan reaksi gelap tersebut.
Fotosintesis membutuhkan air terutama untuk menstabilkan elektron klorofil yang tereksitasi sehingga membuatnya tidak stabil. Pada kehidupan manusia pun begitu. Air mampu membuat jiwa manusia stabil. Bagi seorang muslim, berwudhu dapat menjadi sarana penyegaran kembali tidak hanya secara fisik tapi juga secara batin. Air wudhu itu dapat memadamkan emosi yang sedang bergejolak.
Memerhatikan proses fotosintesis itu seperti memerhatikan proses kehidupan yang begitu rumit dan penuh dengan zat-zat kimia yang saling ketergantungan. Proses yang selalu terjadi pada tumbuhan ini benar-benar membuktikan bahwa kekuasaan Allah Swt. itu menjangkau setiap titik sudut kehidupan dan tak akan terlepas sedikitpun dari pengamatan-Nya.