Agar dapat melaksanakan dengan benar "Hidup dibawah kemampuan", kita perlu menyadari beberapa hal. Salah satunya, yang akan saya bahas dalam kesempatan ini, adalah bisa membedakan antara "kebutuhan" dan "keinginan".
"Kebutuhan" adalah barang atau jasa yang benar-benar Anda perlukan. Jika Anda tidak bisa mendapatkan barang tersebut, maka kehidupan Anda menjadi terancam atau menjadi susah. Contoh paling nyata adalah makanan. Manusia membutuhkan makanan untuk tetap bertahan hidup. Apabila manusia tidak makan sama sekali, maka dalam waktu 3 hari dia akan mati.
Sementara "keinginan" adalah barang atau jasa yang dibeli hanya semata untuk kesenangan. Biasanya keinginan ini lebih didorong oleh rasa tamak manusia sehingga rela mengeluarkan uang lebih banyak untuk mendapatkan apa yang dia mau.
Setiap kali Anda hendak membeli barang, pernahkah Anda memikirkan apakah barang tersebut merupakan
"kebutuhan" atau "keinginan" bagi Anda? Coba lihat daftar dibawah ini dan tentukan mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan: sepatu, baju buatan designer, air, apartemen mewah, ranjang, es krim, undian, mobil, keanggotaan klub, makan siang, tiket konser, perjalanan ke luar negeri, obat-obatan, kalung, komputer, kopi, handphone, tongkat golf, mebel
Sayangnya, jawaban dari daftar diatas tidak benar-benar hitam putih. Sesuatu yang menjadi keinginan seseorang mungkin saja suatu kebutuhan untuk yang lain. Misalnya komputer. Bila Anda berpenghasilan terutama dalam bidang komputer, maka komputer adalah suatu kebutuhan. Tapi bila Anda hanya menggunakannya untuk bermain game, maka sebetulnya Anda tidak membutuhkannya.
Dari daftar diatas, kita masih bisa menentukan apa yang menjadi kebutuhan mayoritas orang. Sepatu (dan pakaian), air, ranjang, makanan, obat lebih merupakan kebutuhan daripada keinginan. Walaupun demikian, berhati-hatilah dalam memilih barang pemuas kebutuhan Anda. Barang yang merupakan kebutuhan, bisa berubah menjadi keinginan jika dipenuhi secara berlebihan. Misalnya saja makanan. Kebutuhan kita sebenarnya dapat terpenuhi jika kita makan secukupnya, misalnya saja dengan memesan nasi rames yang harganya berkisar Rp. 10.000,-. Namun, sebagian orang lebih suka makan di kafe-kafe dengan biaya yang lebih mahal, anggap saja Rp. 50.000,-. Selisih Rp. 40.000,- ini merupakan harga yang harus dibayar untuk memuaskan keinginan, antara lain keinginan akan kemewahan, suasana yang menyenangkan, service, dan lain-lain.
Mulailah menyisihkan sedikit waktu Anda untuk bertanya pada diri sendiri. Anda mungkin akan menemukan bahwa ada cukup banyak barang yang Anda anggap perlu tidak lain hanya keinginan. Sekali Anda dapat membedakan keduanya dengan obyektif dan dapat membatasi diri agar tidak membeli barang-barang yang hanya sekedar keinginan, maka Anda sudah dalam jalan sukses mempraktekan 'hidup sesuai kemampuan'.
=================
Tips
=================
Pada saat Anda jalan di pusat perbelanjaan, barangkali Anda melihat suatu barang yang sangat menarik dan ingin sekali membelinya. Pada saat itu, biasanya emosi memenuhi pikiran Anda sehingga Anda menjadi sulit sekali untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Saran saya, jangan langsung membeli. Tinggalkan terlebih dahulu barang tersebut selama 3 hari. Emosi Anda akan menurun, sehingga dapat berpikir dengan lebih jernih apakah barang tersebut adalah benar-benar merupakan kebutuhan atau hanya sekedar keinginan Anda.