Marhaban Ya Ramadhan. Selamat datang bulan Ramadhan. Bulan yang penuh dengan keberkahan dan juga kebaikan. Dan kita sebagai umatNya dan umat Rasulullah shallallahu a'laihi wa sallam wajib melaksanakan salah satu kewajiban kita yaitu kewajiban menjalankan puasa. Kewajiban dalam melaksanakan puasa di Bulan Ramadhan ini telah Allah Firman kan dalam salah satu ayatNya yaitu : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".(QS. Al Baqarah{2} : 183).
Diantara keutamaan hikmah ramadhan adalah :
Pelajaran dan belajar untuk pandai menahan diri dari hal yang membatalkan ibadah kita termasuk ibadah puasa ramadhan kita. Kita mengetahui bahwasannya puasa ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa (seperti halnya makan, minum, hubungan kelamin, dan lain-lain) dan dimulai semenjak mulai terbitnya fajar di pagi hari sampai dengan terbenamnya matahari, disertai niat ibadah ikhlas hanya kepada Allah, karena mengharapkan ridho-Nya serta menyiapkan diri dengan baik dalam rangka meningkatkan takwa kepada Allah Ta'ala. Jadi niat kita adalah karena mencari keridhoan Allah dan menahan diri dari sesuatu yang merusak bahkan membatalkan puasa kita walaupun dalam keadaan bukan berpuasa hal tersebut di atas dasarnya adalah hal yang mubah.
Pelajaran untuk meningkatkan kadar keimanan serta ketakwaan kita. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Jika telah datang awal malam bulan Ramadhan, diikatlah para setan dan jin-jin yang jahat, ditutup pintu -pintu neraka, tidak ada satu pintupun yang dibuka, dan dibukalah pintu-pintu surga, tidak ada satu pintupun yang tertutup, berseru seorang penyeru: wahai orang yang ingin kebaikan lakukanlah, wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah. Dan bagi Allah membebaskan sejumlah orang dari neraka. Hal itu terjadi pada setiap malam."(HR. Tirmidzi). Dengan dibukanya pintu kebaikan maka marilah kita manfaatkan moment Bulan Ramadhan ini untuk meningkatkan keimanan serta ibadah kita dan juga menjauhi segala hal-hal yang buruk. Tentunya hal tersebut bukan hanya dilakukan pada bulan Ramadhan saja, tetapi pada sebelas bulan berikutnya. Hanya saja pelajaran dan hikmah bulan Ramadhan ini kita gunakan untuk banyak berbuat kebaikan serta sunnah-sunnah Rasulullah.
Pelajaran ramadhan selanjutnya adalah kita bisa belajar bahwasannya puasa akan membuat kita bisa merasakan rasa lapar serta dahaga yang seringkali melingkupi saudara-saudara kita yang serba kekurangan dan berada di bawah garis kemiskinan. Dengan kita bisa merasakan haus dan dahaga maka kita akan bisa semakin toleransi kepada saudara-saudara kita dan tak segan untuk bisa memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita, bahwasannya kita hidup bersama orang lain dan kita harus bisa untuk saling berbagi
Bahkan, lebih dahsyat lagi setelah Ramadhan usai, kita tetap merasakan hikmah hikmahnya dalam menjalani hari hari selanjutnya.
1.Ramadhan sebagai training keihklasan.
Puasa adalah ibadah yang melatih keikhlasan.
Maka Ramadhan selama sebulan adalah training yang paling baik dan efektif untuk sebuah keikhlasan.
Rasulullah saw meriwayatkan Firman Allah swt dalam sebuah hadits qudsi :
” Setiap amalan manusia adalah untuknya , kecuali Puasa. Sesungguhnya puasa itu untukKU, dan AKU yang akan membalasnya (HR.Ahmad dan Muslim)”
2. Ramadhan sebagai training keistiqomahan.
Momentum Ramadhan yang penuh dengan amalan, dari pagi hingga malam hari, mau tidak mau, suka tidak suka, akan membuat seseorang untuk istiqomah dalam hari hari selanjutnya.
Kita semua benar benar menjadi orang yang sibuk di bulan Ramadhan, bangun diawal hari untuk sholat malam dan sahur, di siang hari dihiasi dakwah dan tilawah, dan malam hari dihiasi tarawih dan tadarus, semuanya kita lakukan dalam sebulan penuh terus menerus.
Semangat beribadah kita begitu terpacu disaat bulan Ramadhan.
Nah, pada bulan berikutnya ketika semangat kita mulai melemah dan kita kelelahan, ada baiknya kita ingat kembali semangat kita ketika Ramadhan, untuk kemudian bangkit, dan meneruskan amalan dengan kembali bersemangat.
3. Ramadhan sebagai training ihsan.
Syariat kita mengajarkan untuk optimal atau ihsan dalam menjalankan ibadah, tak terkecuali ibadah di bulan Ramadhan.
Rasulullah saw telah mengingatkan :
” Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan sesuatupun, kecuali rasa lapar.Dan, betapa banyak orang yang shalat malam, namun tidak mendapatkan sesuatupun, kecuali begadang”( HR.Ibnu Majah)
Ini artinya , hendaklah hari hari puasa kita penuh kehati hatian, menjaga lisan, pandangan dan anggota badan lainnya dari kemaksiatan.
Sungguh berat, namun dalam training selama 30 hari terus menerus, selayaknyalah jika kita mampu meneruskan segala amalan amalan ihsan di hari hari selanjutnya setelah Ramadhan usai, bahkan menjadi branding sebagai umat muslim dalam setiap amalannya.
Mari, kita mulai dengan ketulusan hati untuk mensukseskan Ramadhan tahun ini, diikuti dengan kesungguhan dalam mengisinya, bahkan hingga saat Syawal menjelang. Agar kegembiraan yang dijanjikan bisa kita dapatkan.
Rasulullah saw bersabda :
” Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka (buka puasa dan Idhul Fitri) dan kegembiraan ketika bertemu dengan Rabb nya “.(HR.Buchori dan Muslim).
Wallahualam.
Diantara keutamaan hikmah ramadhan adalah :
Pelajaran dan belajar untuk pandai menahan diri dari hal yang membatalkan ibadah kita termasuk ibadah puasa ramadhan kita. Kita mengetahui bahwasannya puasa ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa (seperti halnya makan, minum, hubungan kelamin, dan lain-lain) dan dimulai semenjak mulai terbitnya fajar di pagi hari sampai dengan terbenamnya matahari, disertai niat ibadah ikhlas hanya kepada Allah, karena mengharapkan ridho-Nya serta menyiapkan diri dengan baik dalam rangka meningkatkan takwa kepada Allah Ta'ala. Jadi niat kita adalah karena mencari keridhoan Allah dan menahan diri dari sesuatu yang merusak bahkan membatalkan puasa kita walaupun dalam keadaan bukan berpuasa hal tersebut di atas dasarnya adalah hal yang mubah.
Pelajaran untuk meningkatkan kadar keimanan serta ketakwaan kita. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Jika telah datang awal malam bulan Ramadhan, diikatlah para setan dan jin-jin yang jahat, ditutup pintu -pintu neraka, tidak ada satu pintupun yang dibuka, dan dibukalah pintu-pintu surga, tidak ada satu pintupun yang tertutup, berseru seorang penyeru: wahai orang yang ingin kebaikan lakukanlah, wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah. Dan bagi Allah membebaskan sejumlah orang dari neraka. Hal itu terjadi pada setiap malam."(HR. Tirmidzi). Dengan dibukanya pintu kebaikan maka marilah kita manfaatkan moment Bulan Ramadhan ini untuk meningkatkan keimanan serta ibadah kita dan juga menjauhi segala hal-hal yang buruk. Tentunya hal tersebut bukan hanya dilakukan pada bulan Ramadhan saja, tetapi pada sebelas bulan berikutnya. Hanya saja pelajaran dan hikmah bulan Ramadhan ini kita gunakan untuk banyak berbuat kebaikan serta sunnah-sunnah Rasulullah.
Pelajaran ramadhan selanjutnya adalah kita bisa belajar bahwasannya puasa akan membuat kita bisa merasakan rasa lapar serta dahaga yang seringkali melingkupi saudara-saudara kita yang serba kekurangan dan berada di bawah garis kemiskinan. Dengan kita bisa merasakan haus dan dahaga maka kita akan bisa semakin toleransi kepada saudara-saudara kita dan tak segan untuk bisa memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita, bahwasannya kita hidup bersama orang lain dan kita harus bisa untuk saling berbagi
Bahkan, lebih dahsyat lagi setelah Ramadhan usai, kita tetap merasakan hikmah hikmahnya dalam menjalani hari hari selanjutnya.
1.Ramadhan sebagai training keihklasan.
Puasa adalah ibadah yang melatih keikhlasan.
Maka Ramadhan selama sebulan adalah training yang paling baik dan efektif untuk sebuah keikhlasan.
Rasulullah saw meriwayatkan Firman Allah swt dalam sebuah hadits qudsi :
” Setiap amalan manusia adalah untuknya , kecuali Puasa. Sesungguhnya puasa itu untukKU, dan AKU yang akan membalasnya (HR.Ahmad dan Muslim)”
2. Ramadhan sebagai training keistiqomahan.
Momentum Ramadhan yang penuh dengan amalan, dari pagi hingga malam hari, mau tidak mau, suka tidak suka, akan membuat seseorang untuk istiqomah dalam hari hari selanjutnya.
Kita semua benar benar menjadi orang yang sibuk di bulan Ramadhan, bangun diawal hari untuk sholat malam dan sahur, di siang hari dihiasi dakwah dan tilawah, dan malam hari dihiasi tarawih dan tadarus, semuanya kita lakukan dalam sebulan penuh terus menerus.
Semangat beribadah kita begitu terpacu disaat bulan Ramadhan.
Nah, pada bulan berikutnya ketika semangat kita mulai melemah dan kita kelelahan, ada baiknya kita ingat kembali semangat kita ketika Ramadhan, untuk kemudian bangkit, dan meneruskan amalan dengan kembali bersemangat.
3. Ramadhan sebagai training ihsan.
Syariat kita mengajarkan untuk optimal atau ihsan dalam menjalankan ibadah, tak terkecuali ibadah di bulan Ramadhan.
Rasulullah saw telah mengingatkan :
” Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan sesuatupun, kecuali rasa lapar.Dan, betapa banyak orang yang shalat malam, namun tidak mendapatkan sesuatupun, kecuali begadang”( HR.Ibnu Majah)
Ini artinya , hendaklah hari hari puasa kita penuh kehati hatian, menjaga lisan, pandangan dan anggota badan lainnya dari kemaksiatan.
Sungguh berat, namun dalam training selama 30 hari terus menerus, selayaknyalah jika kita mampu meneruskan segala amalan amalan ihsan di hari hari selanjutnya setelah Ramadhan usai, bahkan menjadi branding sebagai umat muslim dalam setiap amalannya.
Mari, kita mulai dengan ketulusan hati untuk mensukseskan Ramadhan tahun ini, diikuti dengan kesungguhan dalam mengisinya, bahkan hingga saat Syawal menjelang. Agar kegembiraan yang dijanjikan bisa kita dapatkan.
Rasulullah saw bersabda :
” Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka (buka puasa dan Idhul Fitri) dan kegembiraan ketika bertemu dengan Rabb nya “.(HR.Buchori dan Muslim).
Wallahualam.