Pada umumnya orang memilih investasi dalam bentuk emas guna memperoleh keuntungan dalam jangka panjang. Harga emas naik setiap tahun, dengan persentase jauh lebih besar dari laju inflasi pada negara tersebut. Namun, emas tidak sesuai untuk investasi jangka pendek. Hal ini disebabkan pertambahan nilai dari emas dinilai tidak terlalu besar dalam jangka pendek dibandingkan dengan investasi di bursa saham. Akan tetapi, ada periode tertentu dimana investasi emas dalam jangka pendek mampu menghasilkan return yang lebih tinggi, bahkan jika dibandingkan dengan investasi di bursa saham, deposito ataupun obligasi. Kemampuan membaca kenaikan – penurunan harga emas tersebut sangat dibutuhkan, apabila Anda ingin melakukan investasi emas dalam jangka pendek atau sering disebut dengan “berkebun emas”. Apa saja faktor eksternal yang harus diperhatikan? Berikut ini adalah faktor-faktor yang harus Anda ketahui untuk memprediksi kenaikan harga emas:
1. Inflasi Lebih Tinggi Daripada Perkiraan. Harga emas mencerminkan harapan pada tingkat inflasi. Emas dicari pada saat-saat situasi tidak menentu. Inflasi hanya mengurangi nilai uang kertas namun tidak mengurangi nilai emas. Biasanya, setiap Negara mengumumkan prediksinya terhadap inflasi.
2. Terjadinya Kepanikan Finansial. Depresi besar yang melanda Amerika Serikat tahun 1930-an membuat uang kertas tidak berharga, dan emas meningkat nilai. Atau, ketika Amerika Serikat terkena krisis pada tahun 2008, emas pun naik tajam.
3. Perkembangan Geopolitik Yang Mengarah ke Krisis. Perkembangan politik juga mempengaruhi harga emas. Ketika terjadi serangan ke World Trade Center (WTC), New York, bursa saham mengalami kehancuran, saat itulah terjadi lnjakan harga emas.
4. Harga Minyak Mengalami Kenaikan Signifikan. Ketika harga minyak dunia mengalami kenaikan, pasti inflasi global akan meroket dan harga emas pun melambung tinggi di pasaran. Walaupun dampaknya tidak secara langsung, namun kenaika harga minyak akan mendorong terjadinya inflasi, yang pada akhirnya akan menaikkan harga emas. Perang Irak dan Iran pada tahun 1980, membuat harga minyak melonjak dan dampaknya harga emas melambung.
5. Naiknya Permintaan Emas Untuk Cadangan Devisa. Biasanya kalau kurs valuta asing mengalami goncangan, bank sentral akan memperkuat cadangan emasnya. Bila bank central memperkuat cafangan emasnya maka keseimbangan emas akan berubah. Apalagi jika yang bermain adalah Negara-negara dengan cadangan devisa yang besar.
6. Naiknya Konsumsi Emas Dunia. Negara-negara dengan penduduk besar seperti China dan India adalah Negara yang penduduknya suka menyimpan eas sehingga permintaaan selalu meningkat. Peningkatan kebutuhan emas pada kedua Negara tersebut terjadi pada saat Tahun Baru China (Gong Xi Fat Cai) di China pada bulan Januari – Februari serta Pesta Rakyat dan Musin Kawin (Diwali) di India pada bulan Juni – Juli.
Sumber