Hutang yang buruk dalam jangka waktu panjang akan menggerogoti
finansial kita dengan bunganya yang tinggi. Oleh karena itu
penting sekali bagi kita untuk segera mengenali hutang yang
buruk agar tidak terpuruk ke dalam masalah hutang. Namun,
ternyata tidak semua hutang itu bersifat buruk, ada juga hutang
yang baik yang dapat membantu kehidupan finansial kita. Nah,
yang manakah hutang baik dan yang manakah hutang buruk? Dalam
kesempatan ini kita akan membahas mengenai hutang baik dan
hutang buruk.
Hutang Baik
Hutang yang baik adalah hutang yang digunakan untuk investasi
jangka panjang. Kedepannya hutang ini akan memberikan manfaat
secara finansial bagi kita. Ada tiga jenis hutang yang tergolong
sebagai hutang baik.
Yang pertama adalah KPR (Kredit Kepemilikan Rumah), yaitu hutang
yang digunakan untuk membeli rumah. Hutang ini bersifat baik
karena nilai rumah cenderung untuk meningkat dari tahun ke tahun.
Misalkan saja Anda sekarang Anda meminjam uang 500jt untuk membeli
sebuah rumah, sekitar 5 tahun lagi rumah Anda harganya sudah
bertumbuh menjadi sekitar 1M. Malah bisa lebih besar apabila Anda
membeli rumah di daerah strategis yang amat berkembang. Karena
kedepannya nilai rumah akan meningkatkan jumlah asset Anda secara
signifikan, maka berhutang untuk membeli rumah tergolong sebagai
hutang baik.
Yang kedua adalah berhutang untuk keperluan edukasi. Saat ini
biaya pendidikan sangat mahal. Untuk mengambil S1 di universitas
swasta ternama, uang kuliah secara keseluhan sudah mencapai puluhan
juta. Tentunya akan terasa berat bila dibayar secara tunai. Oleh
karena itu berhutang untuk edukasi dapat menjadi salah satu pilihan.
Setelah tamat kuliah, nilai pendapatan orang tersebut akan meningkat.
Jadi hutang untuk edukasi dalam jangka waktu panjang akan memberikan
efek positif ke cashflow orang tersebut. Oleh karena itu hutang ini
tergolong sebagai hutang yang baik.
Hutang baik yang ketiga adalah hutang untuk membuka usaha
(entrepreneurship). Hutang ini tergolong baik karena usaha tersebut
bisa memberikan penghasilan tambahan. Namun perlu diperhatikan juga
bahwa membuka usaha adalah tindakan yang beresiko. Cukup banyak usaha
yang kurang laku hingga akhirnya bangkrut. Dalam hal ini orang tersebut
jadinya malah harus memikul beban hutang usaha. Tentunya kita tidak
ingin hal ini terjadi. Oleh karena itu dalam konsultasi keuangan, saya
lebih menyarankan untuk membeli produk investasi seperti reksadana,
emas, atau properti, daripada membuka usaha yang beresiko tinggi.
Hutang Buruk
Hutang yang buruk adalah hutang yang digunakan untuk barang yang
nilainya semakin lama semakin kecil, atau yang lebih buruk lagi bila
digunakan untuk barang konsumtif yang nilainya langsung habis.
Contohnya adalah KKB, berhutang untuk membiayai liburan atau berhutang
untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari.
KKB atau kredit yang digunakan untuk mengangsur kendaraan bermotor
tergolong sebagai hutang buruk. Mengapa? Karena nilai dari kendaraan
bermotor cenderung untuk semakin kecil dari waktu ke waktu. Oleh
karena itu kita mesti cerdas dalam memilih kendaraan bermotor. Beli
secukupnya saja. Jumlah kendaraan bermotor tidak perlu banyak-banyak,
terlebih lagi karena sekarang pemerintah menerapkan pajak progresif
dimana semakin banyak kendaraan Anda maka persentase pajak yang
dikenakan akan semakin besar. Dan untuk memilih mobil, sebaiknya
jangan memilih merk yang terlalu mewah. Harga yang harus Anda bayar
akan menjadi sangat mahal, karena biaya pajak, asuransi dan
pemeliharaan mobil tersebut ikut meningkat.
Berhutang untuk membiayai liburan juga termasuk ke hutang buruk,
sebab uang yang Anda belanjakan akan lenyap seluruhnya begitu
liburan Anda selesai. Pada saat Anda kembali bekerja, Anda akan
menjadi stres melihat tagihan liburan yang begitu besarnya. Dan
karena biasanya tawaran hutang berasal dari kartu kredit,
tagihan ini diikuti dengan bunga yang tinggi pula.
Anda mungkin mengatakan bahwa liburan itu adalah kebutuhan, karena
dengan adanya relaksasi pada waktu liburan maka pada saat kembali
bekerja produktivitas akan meningkat. Hal ini memang benar. Anda
boleh berlibur sebanyak yang Anda mau, dengan syarat Anda mampu
membayar liburan tersebut. Membayar liburan dengan cara berhutang
berarti sebenarnya Anda tidak mampu untuk berlibur, dan bila
diteruskan akan membawa Anda ke masalah hutang.
Penggunaan kartu kredit untuk pembelian kebutuhan sehari-hari
seperti makanan, pakaian, dan lain-lain juga akan berbahaya bagi
finansial Anda apabila Anda tidak bisa melunasi seluruh tagihannya
pada bulan berikutnya. Perlu Anda ketahui bahwa bunga kartu kredit
sangatlah tinggi, paling kecil 30% per tahun. Bila tagihan tidak
dilunasi, maka sisa hutang akan dikenakan biaya bunga yang sangat
tinggi. Cukup banyak orang yang akhirnya terjebak ke dalam masalah
hutang karena kartu kredit.
Apakah Anda Terlalu Banyak Hutang Buruk?
Untuk mengetahui apakah Anda terlalu banyak hutang buruk atau tidak,
jumlahkan seluruh hutang kartu kredit dan sisa cicilan mobil/motor
Anda. Kemudian dibagikan dengan jumlah pendapatan Anda selama
setahun. Misalkan Mr.A memiliki hutang kartu kredit sebesar 8,5 juta
dan sisa cicilan sepeda motor sebesar 9 juta. Pendapatan Mr. A selama
setahun adalah 52 juta. Maka rasio hutang buruk Mr.A adalah:
Rasio Hutang Buruk = Total Hutang Buruk / Pendapatan Setahun
= (8.500.000 + 9.000.000) / 52.000.000
= 17.500.000 / 52.000.000
= 33,7 %
Nilai rasio hutang buruk yang paling baik adalah 0%. Namun di jaman
sekarang dimana tawaran kredit dan cicilan bertebaran dimana-mana,
tentunya akan sangat sulit bagi kita untuk tidak berhutang sama sekali.
Oleh karena itu rasio hutang buruk kita tidak mungkin 0%, kita semua
pasti memiliki hutang buruk. Namun, jumlah rasio hutang buruk yang
masih tergolong sehat adalah bila nilai rasio hutang buruk masih
lebih kecil dari 20%. Dalam contoh kasus diatas, artinya Mr. A memiliki
terlalu banyak hutang buruk.
Apabila rasio hutang buruk Anda lebih besar dari 25%, Anda memiliki
kecenderungan untuk terpuruk ke masalah hutang. Karena hutang buruk
cenderung untuk membesar dari waktu ke waktu. Apalagi bila Anda sudah
terbiasa untuk membeli kebutuhan sehari-hari menggunakan kartu kredit,
dan tidak memiliki kemampuan untuk membayar tagihan kartu kredit secara
penuh di bulan berikutnya. Segeralah benahi kembali keuangan Anda,
kurangi belanja konsumtif dan usahakan untuk melunasi seluruh hutang
buruk yang masih ada.
Sekian sharing dalam kesempatan kali ini. Apabila Anda
merasa artikel ini bermanfaat, silahkan diforward ke teman-teman.
Marilah kita bersama-sama memajukan bangsa kita dengan cara sharing
pengetahuan agar kita semua lebih melek finansial. Untuk membaca
artikel-artikel keuangan lainnya, silahkan kunjungi situs kami di:
http://www.keuanganpribadi.com?id=phing.
finansial kita dengan bunganya yang tinggi. Oleh karena itu
penting sekali bagi kita untuk segera mengenali hutang yang
buruk agar tidak terpuruk ke dalam masalah hutang. Namun,
ternyata tidak semua hutang itu bersifat buruk, ada juga hutang
yang baik yang dapat membantu kehidupan finansial kita. Nah,
yang manakah hutang baik dan yang manakah hutang buruk? Dalam
kesempatan ini kita akan membahas mengenai hutang baik dan
hutang buruk.
Hutang Baik
Hutang yang baik adalah hutang yang digunakan untuk investasi
jangka panjang. Kedepannya hutang ini akan memberikan manfaat
secara finansial bagi kita. Ada tiga jenis hutang yang tergolong
sebagai hutang baik.
Yang pertama adalah KPR (Kredit Kepemilikan Rumah), yaitu hutang
yang digunakan untuk membeli rumah. Hutang ini bersifat baik
karena nilai rumah cenderung untuk meningkat dari tahun ke tahun.
Misalkan saja Anda sekarang Anda meminjam uang 500jt untuk membeli
sebuah rumah, sekitar 5 tahun lagi rumah Anda harganya sudah
bertumbuh menjadi sekitar 1M. Malah bisa lebih besar apabila Anda
membeli rumah di daerah strategis yang amat berkembang. Karena
kedepannya nilai rumah akan meningkatkan jumlah asset Anda secara
signifikan, maka berhutang untuk membeli rumah tergolong sebagai
hutang baik.
Yang kedua adalah berhutang untuk keperluan edukasi. Saat ini
biaya pendidikan sangat mahal. Untuk mengambil S1 di universitas
swasta ternama, uang kuliah secara keseluhan sudah mencapai puluhan
juta. Tentunya akan terasa berat bila dibayar secara tunai. Oleh
karena itu berhutang untuk edukasi dapat menjadi salah satu pilihan.
Setelah tamat kuliah, nilai pendapatan orang tersebut akan meningkat.
Jadi hutang untuk edukasi dalam jangka waktu panjang akan memberikan
efek positif ke cashflow orang tersebut. Oleh karena itu hutang ini
tergolong sebagai hutang yang baik.
Hutang baik yang ketiga adalah hutang untuk membuka usaha
(entrepreneurship). Hutang ini tergolong baik karena usaha tersebut
bisa memberikan penghasilan tambahan. Namun perlu diperhatikan juga
bahwa membuka usaha adalah tindakan yang beresiko. Cukup banyak usaha
yang kurang laku hingga akhirnya bangkrut. Dalam hal ini orang tersebut
jadinya malah harus memikul beban hutang usaha. Tentunya kita tidak
ingin hal ini terjadi. Oleh karena itu dalam konsultasi keuangan, saya
lebih menyarankan untuk membeli produk investasi seperti reksadana,
emas, atau properti, daripada membuka usaha yang beresiko tinggi.
Hutang Buruk
Hutang yang buruk adalah hutang yang digunakan untuk barang yang
nilainya semakin lama semakin kecil, atau yang lebih buruk lagi bila
digunakan untuk barang konsumtif yang nilainya langsung habis.
Contohnya adalah KKB, berhutang untuk membiayai liburan atau berhutang
untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari.
KKB atau kredit yang digunakan untuk mengangsur kendaraan bermotor
tergolong sebagai hutang buruk. Mengapa? Karena nilai dari kendaraan
bermotor cenderung untuk semakin kecil dari waktu ke waktu. Oleh
karena itu kita mesti cerdas dalam memilih kendaraan bermotor. Beli
secukupnya saja. Jumlah kendaraan bermotor tidak perlu banyak-banyak,
terlebih lagi karena sekarang pemerintah menerapkan pajak progresif
dimana semakin banyak kendaraan Anda maka persentase pajak yang
dikenakan akan semakin besar. Dan untuk memilih mobil, sebaiknya
jangan memilih merk yang terlalu mewah. Harga yang harus Anda bayar
akan menjadi sangat mahal, karena biaya pajak, asuransi dan
pemeliharaan mobil tersebut ikut meningkat.
Berhutang untuk membiayai liburan juga termasuk ke hutang buruk,
sebab uang yang Anda belanjakan akan lenyap seluruhnya begitu
liburan Anda selesai. Pada saat Anda kembali bekerja, Anda akan
menjadi stres melihat tagihan liburan yang begitu besarnya. Dan
karena biasanya tawaran hutang berasal dari kartu kredit,
tagihan ini diikuti dengan bunga yang tinggi pula.
Anda mungkin mengatakan bahwa liburan itu adalah kebutuhan, karena
dengan adanya relaksasi pada waktu liburan maka pada saat kembali
bekerja produktivitas akan meningkat. Hal ini memang benar. Anda
boleh berlibur sebanyak yang Anda mau, dengan syarat Anda mampu
membayar liburan tersebut. Membayar liburan dengan cara berhutang
berarti sebenarnya Anda tidak mampu untuk berlibur, dan bila
diteruskan akan membawa Anda ke masalah hutang.
Penggunaan kartu kredit untuk pembelian kebutuhan sehari-hari
seperti makanan, pakaian, dan lain-lain juga akan berbahaya bagi
finansial Anda apabila Anda tidak bisa melunasi seluruh tagihannya
pada bulan berikutnya. Perlu Anda ketahui bahwa bunga kartu kredit
sangatlah tinggi, paling kecil 30% per tahun. Bila tagihan tidak
dilunasi, maka sisa hutang akan dikenakan biaya bunga yang sangat
tinggi. Cukup banyak orang yang akhirnya terjebak ke dalam masalah
hutang karena kartu kredit.
Apakah Anda Terlalu Banyak Hutang Buruk?
Untuk mengetahui apakah Anda terlalu banyak hutang buruk atau tidak,
jumlahkan seluruh hutang kartu kredit dan sisa cicilan mobil/motor
Anda. Kemudian dibagikan dengan jumlah pendapatan Anda selama
setahun. Misalkan Mr.A memiliki hutang kartu kredit sebesar 8,5 juta
dan sisa cicilan sepeda motor sebesar 9 juta. Pendapatan Mr. A selama
setahun adalah 52 juta. Maka rasio hutang buruk Mr.A adalah:
Rasio Hutang Buruk = Total Hutang Buruk / Pendapatan Setahun
= (8.500.000 + 9.000.000) / 52.000.000
= 17.500.000 / 52.000.000
= 33,7 %
Nilai rasio hutang buruk yang paling baik adalah 0%. Namun di jaman
sekarang dimana tawaran kredit dan cicilan bertebaran dimana-mana,
tentunya akan sangat sulit bagi kita untuk tidak berhutang sama sekali.
Oleh karena itu rasio hutang buruk kita tidak mungkin 0%, kita semua
pasti memiliki hutang buruk. Namun, jumlah rasio hutang buruk yang
masih tergolong sehat adalah bila nilai rasio hutang buruk masih
lebih kecil dari 20%. Dalam contoh kasus diatas, artinya Mr. A memiliki
terlalu banyak hutang buruk.
Apabila rasio hutang buruk Anda lebih besar dari 25%, Anda memiliki
kecenderungan untuk terpuruk ke masalah hutang. Karena hutang buruk
cenderung untuk membesar dari waktu ke waktu. Apalagi bila Anda sudah
terbiasa untuk membeli kebutuhan sehari-hari menggunakan kartu kredit,
dan tidak memiliki kemampuan untuk membayar tagihan kartu kredit secara
penuh di bulan berikutnya. Segeralah benahi kembali keuangan Anda,
kurangi belanja konsumtif dan usahakan untuk melunasi seluruh hutang
buruk yang masih ada.
Sekian sharing dalam kesempatan kali ini. Apabila Anda
merasa artikel ini bermanfaat, silahkan diforward ke teman-teman.
Marilah kita bersama-sama memajukan bangsa kita dengan cara sharing
pengetahuan agar kita semua lebih melek finansial. Untuk membaca
artikel-artikel keuangan lainnya, silahkan kunjungi situs kami di:
http://www.keuanganpribadi.com?id=phing.