Dimana pun kemungkinan terjadi tsunami akibat gempa yang dasyat akan tetap memberi efek gelombang air ke daerah-daerah terdekat, yang dalam kasus ini diperkirakan hanya akan melanda Bumi Cendrawasih saja. Diantaranya:Warsa, Manokwari, Sorong, Bere-bere, Pattani, dan Geme.
Hanya saja karena gelombang Tsunami hanya mencapai ketinggian 2,3 meter maka kemungkinan gelombang tsunami yang menuju daerah Indonesia (28/2) akan sangat kecil.
Meski begitu, tidak salah jika semua kita senantiasa memiliki kesiapan dini untuk menghadapi Tsunami. Konon lagi jika Tsunami akibat gempa itu justru terjadi di wilayah kita sendiri. Berikut tips sederhana menhadapi kemungkinan tsunami berdasarkan rekam kisah pengalaman dan pembelajaran di Aceh.
1. Kenali Wilayah atau Daerah.
Menjadi sangat penting untuk mengetahui keadaan daerah sendiri atau daerah tempat keberadaan saat ini. Jika ternyata rawan gempa atau berdekatan dengan daerah rawan gempa maka penting pula diketahui mana daerah dataran rendah dan mana daerah dataran tinggi. Juga penting diketahui gedung-gedung atau pohon-pohon besar yang bisa dijadikan sebagai lokasi penyelamatan dan sekaligus mengetahui jalur aman dan tepat untuk menghindar. Jangan sampai justru berlari ke arah yang mendekat ke lautan. Hal ini penting karena daya kejar gelombang tsunami sangat kencang.
Dalam kasus tsunami Aceh banyak sekali anggota masyarakat yang kalah kencang dengan kejaran tsunami. Daya cengkram gelombang tsunami juga sangat kuat sehingga mereka yang tidak punya pengalaman berenang di laut akan sangat mudah lemas dan akhirnya kalah.
2. Berusahalah untuk Tetap Tenang.
Kepanikan adalah kekalah yang dipercepat. Jika gempa besar terjadi dan apalagi jika disertai dengan bunyi alarm peringatan tsunami maka kepanikan sangat mudah melanda banyak orang. Kalau sudah panik maka orang-orang akan mudah berteriak, berlari kesana kemari, dan akhirnya berdesak-desakan dijalanan karena semuanya ingin mencari selamat.
Kepanikan justru membuat ruang gerak menjadi semakin sempit dan umumnya akan mudah diserang disorientasi ingatan. Tidak tahu harus melakukan apa dan hendak kemana. Disinilah kecelakaan bisa saja terjadi. Mereka yang membawa kendaraan akan lebih memilih untuk tancap gas dan kerap mengabaikan orang-orang di kiri kanan yang sama paniknya. Ingat, dalam keadaan tertentu kepanikan bisa saja dimunculkan oleh orang-orang yang memiliki maksud tertentu (penjahat penjarah).
3. Bawa Barang yang Tidak Menjadi Beban.
Jika sudah yakin atau sudah memilih untuk mencari keselamatan ada baiknya untuk tidak berpikir membawa banyak barang. Jangan berpikir untuk bawa komputer atau laptop agar bisa menulis di kompasiana dulu. Kalau pun mau membawa maka bawalah yang memang sangat diperlukan dan tidak memberatkan. Alat komunikasi seperti hape sebaiknya jangan ditinggalkan. Tapi juga jangan berusaha untuk kembali lagi ke rumah hanya gara-gara hape ketinggalan ketika sudah hampir sampai ke tempat atau daerah yang aman. Biarkan hape tinggal dan tidak akan ada yang mau membaca sms dan melihat gambar simpanan. Kalau tsunami datang hape pasti basah dan rusak.
4. Lakukan Kontak Komunikasi.
Berkomunikasi dengan pihak luar jika mempunyai alat komunikasi sesegera mungkin karena bisa jadi akan segera terputus. Komunikasi menjadi penting agar pihak luar bisa segera mengambil langkah-langkah memberi bantuan dan juga berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
5. Setelah Sedih, Segera Bangkit.
Sedih dan menangis wajar tapi jangan sampai kehilangan kendali pada emosi. Gempa pasti akan membawa kerusakan yang hebat pada banggunan dan tsunami yang kuat juga akan menambah daya rusak. Jangan putus asa dan mulailah melakukan hal-hal kecil yang mungkin dan bisa untuk dilakukan. Berserah dirilah kepada Tuhan dan berdoa agar bencana ini bukan kutukan melainkan sebuah ujian dari kemanusiaan kita yang masih hidup di atas bumi.
Tentu masih banyak tip-tip lain yang masih bisa disampaikan misalnya pentingnya mengetahui lebih banyak informasi terkait dengan pengetahuan tsunami itu sendiri. Karena itu kepada yang punya pengalaman dan keahlian diharapkan juga untuk senantiasa berbagi pengalaman dan pengetahuannya agar semua pihak dapat menghadapi tsunami dengan lebih baik sehingga bencana kemanusiaan akibat gempa dan tsunami dapat diperkecil, bila perlu ditiadakan.
Semoga Bermanfaat